Wayang ‘Kertas’ Jadi Sarana Sosialisasi Stunting

Dinkes-Sidoarjo

stunting-0Wayang ‘Kertas’ ! Inilah salah satu media sosialisasi yang diperkenalkan Kasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Endang Sawitri untuk menghadang meningkatnya jumlah ‘penderita’  stunting. Bentuknya adalah gunungan; bila dalam pertunjukan konvensional kerab dipajang atau ditempelkan di layar sebelum pertunjukan.

Alat peraga beraneka warna itu ada ada 10 jumlahnya dan berisi beraneka pesan tentang stunting; mulai pengertian sampai cara pencegahannya. Sambil menunjukkan gambar wayang yang bertuliskan pengertian stunting, Kasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Endang Sawitri menceritakan stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan bayi.

Begitu pula saat menunjukkan wayang bertuliskan ciri-ciri anak stunting, dijelaskan ada beberapa cara mencegah stunting, salah satu diantaranya pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan. Lalu pemberian makanan pendamping ASI dan tetap memberi ASI sampai usia 2 tahun.

stunting-1Untuk mengetahui balita stunting atau tidak, dilakukan pengukuran tinggi badan, Itu biasanya dilakukan pada bulan penimbangan bersama dengan pemberian vitamin A, yaitu Pebruari dan Agustus. Pada bulan ini saat di posyandu, para balita tidak hanya ditimbang, namun juga diukur tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan. Selain itu, kebersihan harus dijaga. Cuci tangan memakai air bersih dan sabun serta imuniasi dasar lengkap layak dipenuhi.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dsr. Zuhaida Mkes mengatakan, angka stunting harus ditekan. Agustus tahun lalu presentase anak yang diduga stunting mencapai 23,7 persen atau  27.334 anak. Dengan presentase itu, Sidoarjo tidak masuk denah anak stunting, sebab angkanya dibawah 28 persen. (cat)