Hepatitis B juga Wajib Diwaspadai!

 Dinkes-Sidoarjo

Penyakit hepatitis B juga harus diwaspadai. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo dari Januari -  Mei 2019 menunjukkan 295 orang terserang penyakit hepatitis B.  sekitar 268 di antaranya ibu hamil (bumil). Namun jumlah tahun 2019 ini relatif lebih rendah dibandingkan  tahun 2018,  diantara 730 orang pasien yang terserang hepatitis B, 680 lainnya adalah bumil.

ibu hamilKabid Pencegahan  dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sidoarjo M Atho’illah mengatakan, diketemukan indikasi ini karena Dinas Kesehatan melaksanakan  Triple Eliminasi. “Tiga semester pertama setiap bumil harus diperiksa HIV, Hepatitis dan Sivilis.  Harapannya, di tiga bulan pertama bila ada indikasi langsung dilakukan intervensi. Tujuannya agar bayi yang dilahirkan bisa sehat  atau bebas dari hepatitis B. Ini penting karena  ada potensi  reisiko penularannya bisa menurun 85-95 persen.

Gejala hepatitis B berupa mata kuning, sakit perut, dan warna air kencing tak jernih. Pada beberapa orang, terutama anak-anak, tidak mengalami gejala apa pun. Penularan hepatitis B dapat melalui darah atau serum (bagian cairan darah) yang mengandung virus. Selain itu, penyakit ini juga bisa menular melalui kontak seksual, donor darah, jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi dan transfusi darah. Pasien dengan infeksi hepatitis B kronis juga berisiko kena sirosis, gagal hati, dan kanker hati.

Dinkes bersama puskesmas dan faskes di seluruh Sidoarjo terus mengimbau bumil agar secara rutin memeriksakan kandungannya. “Semakin cepat dideteksi, semakin cepat kita lakukan intervensi. Ini penting karena Ibu hamil yang positif hepatitis B berpotensi  menularkan infeksi kepada bayi.

Selain itu, infeksi juga dapat ditularkan dari tato, tindik, pisau cukur, dan sikat gigi (jika ada kontaminasi dengan darah yang terinfeksi). Sekitar 6 -10 persen pasien dengan hepatitis B mengembangkan hepatitis B kronis. Infeksi ini berlangsung setidaknya enam bulan, bahkan bertahun-tahun. (cat)