Dalam Masa Pandemi Covid-19, Masyarakat Sidoarjo Harus Tetap Waspada Kasus Demam Berdarah Dengue

Teks foto :  Petugas dari Dinkes Kab Sidoarjo, Gayuh Jaya Mantiri,SKM saat melakukan dialog kesehatan secara virtual,  tentang pencegahan kasus penyakit demam berdarah dengue.
Teks foto : Petugas dari Dinkes Kab. Sidoarjo, Gayuh Jaya Mantiri,SKM saat melakukan dialog kesehatan secara virtual, tentang pencegahan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue.

Warga masyarakat Sidoarjo harus selalu mewaspadai berkembangnya penyakit demam berdarah dengue (DBD). Karena penyakit  yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk aedes aigipty ini,  bisa menyerang semua lapisan usia dan  menimbulkan kematian.

Sebagai wilayah dataran rendah yang banyak genangan air dan air tidak cepat surut, Kab. Sidoarjo dianggap rawan mengakibatkan berkembangnya jentik-jentik nyamuk demam berdarah itu.

Kabupaten Sidoarjo menurut Pengelola Pemberantasan Penyakit Menular Langsung, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kab. Sidoarjo, Eko Purwanto SKM,  memang termasuk wilayah yang rawan berkembangnya demam berdarah dengue.

“Kasus demam berdarah di Kab. Sidoarjo tiap tahun masih selalu ada. Dan harus selalu diwaspadai” kata Eko Purwanto, saat menjadi narasumber pada dialog kesehatan di Radio Suara Sidoarjo, Jum at (23/4) belum lama ini.

Siklus musim menurut Eko,  sangat mempengaruhi sekali munculnya nyamuk mematikan itu. Seperti saat ini, berada dalam musim pancaroba, peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.

“Mumpung jentik nyamuk ini hidup, maka lebih baik dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kalau fogging atau penyemprotan itu hanya membasmi nyamuk dewasa saja dan sudah terjadi kondisi luar biasa atau KLB,” jelasnya.

Beberapa gejala bila terserang DBD ini, kata Eko, secara umum suhu badan menjadi panas dingin, naik turun, lainnya, nyeri kepala, nyeri mata, badan terasa sakit semua, perdarahan di kulit atau muncul bintik-bintik merah.

“Harus waspada. Segera bawa ke fasilitas layanan kesehatan agar cepat mendapat perawatan kesehatan,” katanya mengingatkan.

Dari datanya, kasus demam berdarah di Kab. Sidoarjo, pada bulan April 2020 lalu dengan Bulan April 2021 ini ada trend peningkatan. Mayoritas pada usia-usia produktip. Meski demikian, usia anak -anak juga rentan.

Dikatakan oleh penyuluh kesehatan masyarakat seksi promosi dan pemberdayaan masyarakat Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, Gayuh Jaya Mantiri  SKM MM, masyarakat lebih baik melakukan upaya preventiv pemberantasan sarang nyamuk dengan istilah 3M.

Yakni menguras, menutup dan mengubur benda-benda yang gampang menampung genangan air. Misalnya menguras bak air kamar mandi tiap Seminggu sekali, menutup genangan air dan mengubur benda-benda tidak dipakai lagi, yang bisa menampung air.

“Kini menjadi 5 M, dua plusnya adalah memakai kelambu atau sarang nyamuk dan memantau tempat-tempat penampungan air Seminggu sekali,” lanjutnya.

Walau saat ini masih dalam pandemi Covid -19, tetapi masyarakat Sidoarjo, menurut Gayuh,  harus tetap memperhatikan penyakit lainnya.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS, menurut Gayuh , sebenarnya kunci dalam menghindarkan  diri dari penyakit. Bersih lingkungannya dan sehat yang dikonsumsi,  diharapkan akan bisa meminimalisir terserang  suatu penyakit.

“Gerakan masyarakat untuk PHBS ini harus dilakukan secara bersama-sama, tidak bisa maksimal kalau hanya secara parsial atau kelompok-kelompok tertentu saja. Kalau serempak maka akan bisa memutus mata rantai penularan suatu penyakit,” ujarnya. *