Masyarakat di Kabupaten Sidoarjo Diingatkan Tetap Waspada Penularan Penyakit Malaria

Kepala Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, Syaf Satriawarman, dalam kegiatan eliminasi penyakit Malaria, mengingatkan masyarakat Sidoarjo supaya tetap waspada.

Warga masyarakat di Kab Sidoarjo diingatkan, meski saat ini dalam pandemi covid-19, namun mereka harus tetap waspada terhadap penularan penyakit Malaria. Sebab penyakit ini juga bisa mengakibatkan kematian.

Data dari Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, pada tahun 2018 lalu ada 4 kasus, tahun 2019 ada 7 kasus, tahun 2020 ada 3 kasus dan tahun 2021 ada 3 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman, mengatakan penderita penyakit Malaria di Sidoarjo ini, tertular dari daerah yang endemis Malaria.

“Semua kasus sudah mendapatkan penyelidikan epideiologi dan mendapatkan pengobatan sesuai standart,” jelas drg Syaf, Rabu (13/10/2021), saat membuka kegiatan integrasi pelaksanaan GERMAS menuju eliminasi Malaria, di Edotel, Sidoarjo.

Dalam kegiatan sehari, yang mengundang 200 orang peserta tersebut, diajak bersama-sama untuk melakukan eliminasi terhadap penyakit Malaria.

Dikatakan oleh drg Syaf, sebenarnya pada tahun 2014 lalu Kab Sidoarjo sudah mendapat sertifikat eliminasi Malaria dari Kementerian Kesehatan RI.

Di dalam tahap ini, kata drg Syaf, Kab Sidoarjo dituntut agar tetap bisa mempertahankan penularan penyakit Malaria ini, supaya kondisinya tetap Nol.

“Kita sempat kecolongan. Maka itu, kami ajak bersama-sama untuk waspada. Jangan sampai terulang lagi,” lanjut mantan Wakil Direktur RSUD Sidoarjo itu kepada para undangan.

Salah satu upaya eliminasi yang sudah dilakukan di Kab Sidoarjo, lanjut drg Syaf, para atlet yang baru datang dari kegiatan PON XX di Provinsi Papua, ditegaskan harus menjalani pemeriksaan RDT Malaria oleh KKP. Kemudian, juga dilakukan pemantauan oleh pihak Puskesmas
selama 1 bulan.

Untuk mengeliminasi penyakit Malaria ini, menurut drg Syaf, pada sidang kesehatan dunia ke-60 tahun 2007 lalu, telah dikeluarkan suatu resolusi untuk eliminasi penyakit Malaria, yakni selambat-lambatnya sampai tahun 2030 yang akan datang.

Termasuk di Indonesia sendiri. Pada tahun 2008 lalu, saat peringatan hari Malaria sedunia, Presiden RI saat itu juga berkomitmen untuk bisa mencapai eliminasi penyakit Malaria pada tahun 2030.

Namun khusus di regional Jawa-Bali, lanjut drg Syaf, pihak WHO menargetkan harus bisa mencapai eliminasi Malaria pada tahun 2023.

“Pemerintah tidak bisa sendiri untuk menciptakan kondisi kesehatan ini. Butuh kerja sama yang kompak kita semua. Pemerintah dan masyarakat,” harapnya kepada semua peserta undangan.

Hadir juga dalam kegiatan itu, untuk memberikan arahan-arahannya terkait eliminasi Malaria, diantaranya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Dr Didik Budijanto drh MKes, dan Anggota DPR RI Komisi IX, H.Sungkono.