PKM Krembung Giatkan 4 Inovasi Layanan Prima

Catatan Inovasi Puskesmas (bagian-1)

Giat inovasi pusat layanan kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Sidoarjo telah memperoleh apresiasi positif dari pemerintah. Prestasi Puskesmas Jabon dan Puskesmas Krian di panggung Anugerah Good Practices Awards Top 25 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik)  dan Otonomi Award 2018 serta Good Practice Award for Inclusive Workforce Champions in the Public Sector dari Jawa Pos Institute Pro Otonomi (JPIP) jelas membanggakan. Program  Sejiwa dengan Jempol (PKM Jabon) dan Gerakan Kopisemel (PKM Krian) melambungkan prestasi dunia kesehatan Sidoarjo.

Program inovasi layanan kesehatan bagi masyarakat, sejatinya telah menggema di semua hati para medis di lingkungan dunia kesehatan Sidoarjo. Sekilas  berikut ini catatan giat inovasi di Puskemas Sidoarjo.

 PKM Krembung

d

Selamat untuk semua Keluarga Besar Puskesmas Krembung semoga semakin jaya selalu dan Semoga berjaya di lomba selanjutnya Bu dokter @tridianadina. Selamat atas Bu @indahwredaningrum atas penghargaan Juara 1 nutritionist teladan dan dokter @arif_rahman_nurdianto atas penghargaan Juara 1 dokter teladan.

Kalimat yang tertulis di istagram Puskesmas Krembung ini memang layak. Tenaga medis berprestasi tersebut merupakan potret nyata  aktivitas layanan kesehatan di wilayah Krembung  Realitas ini pun tidak lepas dari dukungan  dr. Tridiana, sebagai pengendali kebijakan.

Kepedulian yang diwujudkan dalam beragam inovasi layak diapresiasi. Program Sate Krembung, Program Jumanji, Program Kecubung dan Program Maskulin benar-benar mencerminkan spirit keinginan untuk menggiatkan layanan prima dan berkualitas bagi masyarakat.

Program Sate Krembung atau Sistem Antrian Terintegrasi Puskesmas Krembung, merupakan aplikasi berbasis android yang dibuat demi memudahkan pelayanan pasien agar tidak terjadi antrian lama. Aplikasi ini bisa di download langsung melalui Play Store.

Begitu pula Program Jumanji alias JUMantik kecil berAksi Nyamuk Jadi larI. Inovasi ini dilatari ‘kegaluan’  masih adanya peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) dan jumlah kasus demam dengue. Pembentukan ‘kader muda’ dilakukan menjadi solusi dan pendamping petugas Jumantik dewasa atau petugas fogging. 

Disisi lain, rekruitmen kader muda diharapkan menstimulan kepedulian anak-anak sejak dini tentang pentingnya kebersihan lingkungan  bagi kesehatan diri. Termasuk menggiatkan anak-anak turut serta dalam pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3 M, Pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) di sekitar rumah atau pengenalan dini gejala DBD.

krembung-111Hasilnya telah terbukti. Kesadaran masyarakat melakukan pemeriksaan jentik secara teratur dan intensif semakin tumbuh. Ini tentu berdampak positif, salah satu diantaranya mata rantai penularan penyakit DBD terputus. Mengingat fogging (pengasapan); baik fogging fokus atau fogging swadaya, bukanlah cara satu-satunya.

Giat inovasi terasa terus bergulir. Puskesmas Krembung juga mengkreasi kemudahan sistem layanan bagi calon Pengantin, para wanita usia subur, Ibu dan keluarga pun ada solusinya. Program inovasi itu disebut KECUBUNG. Ini diluncurkan setelah program inovasi sebelumnya; CIP ASIK masih ‘tersandung kendala’ koordinasi antar lintas sektoral dan terbatas pada ASI eksklusif saja

Inovasi berbasis penguatan program KIA dan BBLR ini merupakan edukasi yang tidak terbatas pada calon pengantin (catin) yang bakal menikah. Namun juga diproyeksikan demi meningkatkan angka harapan hidup bayi, mengurangi bayi cacat (jumlah), meninggal, BBLR, dan terjaganya asupan ASI eksklusif. Penguatan pola komunikasi program ini dilakukan melalui whats’up atau facebooks.

Tidak berbeda jauh dengan program KECUBUNG. Pepatah sambil menyelam minum air pun diaktualisasikan dalam Program Maskulin alias MAsjid Sehat dengan Kunjungan pUskesmas keliLINg. Program ini merupakan upaya mendekatkan layanan kesehatan bagi masyarakat. Selama ini ditengarai, kaum pria  seringkali enggan melakukan pemeriksaan. Oleh karena itu, dalam rangka deteksi dini, Puskesmas Krembung bergerak dari masjid ke masjid  setiap Jumat dan melakukan pemeriksaan seusai Sholat Jumat.

Ini penting tidak sekedar meningkatkan kinerja puskesmas di dalam program PUSLING. Namun aktivitas ini merupakan bagian dari promosi dan pemeriksaan kesehatan terkait case finding penyakit kronis lebih dini. Tujuannya meningkatkan derajat kesehatan para lelaki serta menciptakan keluarga sehat dan berkualitas. Mengingat lelaki adalah tulang punggung keluarga. (bersambung,cat)