Tingkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Pasien ODHA, Dinkes Rencanakan Tambah Jumlah Klinik Inisiasi

Akses orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan obat antiretroviral (ARV) kian mudah. Itu terjadi setelah dinas kesehatan (dinkes) menambah jumlah klinik inisiasi di puskesmas.

”Akhirnya dinkes membuka klinik inisiasi baru di Puskesmas Porong,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Sidoarjo dr Idong Djuanda.

Menurutnya, layanan yang sama sudah dibuka di Puskesmas Krian pada 2016. Puskesmas tersebut tidak hanya melayani ODHA dari Krian, tetapi juga beberapa desa di wilayah barat lainnya. Di antaranya, Balongbendo dan Prambon. Untuk wilayah lain, klinik inisiasi belum tersedia.

Menurut Idong, penambahan klinik inisiasi tersebut bertujuan memudahkan ODHA dalam mendapatkan ARV. Dengan begitu, ODHA tak bisa lagi beralasan tidak minum obat ARV karena terlalu jauh untuk mendapatkannya atau tidak punya uang untuk transpor..

’’Ada rencana membuka klinik inisiasi di seluruh puskesmas,’’ terangnya.

Tujuannya, ODHA di berbagai wilayah bisa merasakan layanan paling dekat dengan tempat tinggal mereka.

Sebelum layanan tersebut dibuka, para tenaga kesehatan di puskesmas diberi pelatihan terlebih dahulu. Mereka juga dinilai kelayakannya untuk memberikan ARV.

”Harus dipastikan, layak atau tidak. Termasuk, yang sudah dibuka terus dipantau. Jika tidak layak, (pengoperasian) bakal dicabut,” lanjutnya.

Kasi Pencegahan dan Penanggulan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sidoarjo Sri Yuliwati menambahkan, klinik inisiasi ARV hanya menangani ODHA yang ”normal”. Dalam arti, ODHA yang tidak sedang dalam keadaan hamil, usia anak, dan mengalami komplikasi.

”Kategori tersebut perlu ditangani rumah sakit karena butuh tenaga kesehatan yang lebih komplet,” katanya.

Tahun ini ditemukan 114 kasus baru HIV/AIDS di Sidoarjo. Itu berarti, rata-rata tiap bulan ada 28–29 orang yang terdeteksi menjadi ODHA. Jumlah tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2016 temuan kasus baru HIV/AIDS mencapai 437 orang. Jika diperinci, tiap bulan ada 36 kasus yang ditemukan.

 

Sumber:  JP