Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo pada tahun 2022 mendatang akan menargetkan tiga perusahaan di Kab Sidoarjo bisa memperoleh penghargaan Mitra Bhakti Husada dari Pemerintah Pusat. Yakni PT Ciwi Kimia, PT Maspion II dan PT Avian.
Kepala Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman mengatakan penghargaan Mitra Bhakti Husada merupakan penghargaan kepada lembaga yang peduli terhadap program gerakan pekerja perempuan sehat dan produktip (GP2SP).
Pekerja perempuan mendapat perhatian lebih karena pekerja ini lebih rentan menghadapi sejumlah penyakit karena kodratnya. Selain sebagai pekerja, di keluarga pekerja perempuan ini juga harus menjadi seorang ibu rumah tangga.
“Pekerja perempuan yang sehat juga akan bisa melahirkan anak- anak yang sehat pula. Tidak sampai kurang gizi sehingga tidak sampai terjadi anak-anak yang stunting,” komentarnya, Kamis (24/11) kemarin.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kab Sidoarjo, Sri Andari Skm Mkes, mengatakan perlu dibentuk tim GP2SP yang solid dari unsur perusahaan, Pemerintah dan pekerja, supaya kesehatan gizi pekerja perempuan bisa ditingkatkan.
Sebanyak 35 perwakilan perusahaan yang ada di Kab Sidoarjo, kata Andari, kemarin, diundang dalam sosialisasi GP2SP yang digelar Dinkes Sidoarjo di ruang rapat Delta Graha Setda Sidoarjo.
Menurut Andari, kalau pekerja perempuan kondisinya sehat dan melahirkan anak anak yang sehat, tidak sampai stunting, maka semuanya akan diuntungkan. Yakni Perusahaan, pekerja dan Pemerintah.
“Semuanya tidak akan rugi , baik secara kesehatan dan ekonomi,” ujarnya.
Pihaknya mohon kepada perusahaan yang ada di Kab Sidoarjo supaya secara bertahap mulai bisa menindak lanjuti dan memaksimalkan program yang telah menjadi surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri itu. Yakni Menteri Kesehstan, Menteri dalam negeri, menteri tenaga kerja dan menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak tersebut.
Heri Mulyanto SKM, penanggung jawab program kesehatan kerja Dinkes Prov Jatim, sebagai salah satu narasumber yang dihadirkan mengatakan banyak pekerja perempuan di persuhaan di Prov Jawa Timur ini yang mengalami kondisi anemia atau kekurangan darah. Kondisi itu harus segera mendapat penanganan, karena akan bisa berdampak pada kesehatan pekerja sehingga mengganggu pekerjaannya.
“Kami sangat membutuhkan peran serta dari perusahaan, supaya kondisi para pekerja perempuan ini bisa sehat sehingga bisa produktif,” ujarnya.