Keberadaan kelompok Asuhan Mandiri (Asman) di Kabupaten Sidoarjo, diharapkan terus semakin bertambah banyak tiap tahunnya.
Karena manfaat dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA), yang menjadi perhatian keberadaan kelompok Asman ini, banyak sekali kegunaanya untuk bisa memelihara kesehatan tubuh manusia.
Menurut Kasi Pelayaan Kesehatan Tradisional, Dinas Kesehatan Kab. Sidoarjo, Emi Sriwahyuni, A.Md. Far, hingga sampai saat ini keberadaan jumlah kelompok Asman di Kab Sidoarjo ini masih sebanyak 126 lembaga, yang terdapat di 100 di desa/kelurahan. Atau masih sekitar 30% dari seluruh wilayah di Kab.Sidoarjo.
” Insya Allah target tahun depan, di seluruh Desa/Kelurahan di Kab. Sidoarjo telah memiliki minimal 1 kelompok Asman ini. Disupport oleh Pemerintah Daerah melalui anggaran dari Bappeda,” komentar Emi, saat kegiatan pembinaan kelompok Asman di Desa Kedungturi Kec. Taman, Kamis (20/5) kemarin.
Pihak DPRD Sidoarjo pun, menurut Emi, juga akan ikut siap mendukung sepenuhnya dari segala lini. Sebagaimana yang dikatakan Ketua DPRD Sidoarjo, Usman, yang hadir dalam kesempatan itu.
Emi bersyukur saat ini setiap Kecamatan di Kab. Sidoarjo, sudah mulai memiliki beberapa Desa /Kelurahan yang memiliki kelompok Asman dalam pemanfaatan TOGA dan Akupresur.
Di Kab.Sidoarjo, menurut Emi, kelompok Asman Desa Kedungturi Kec. Taman, saat ini merupakan juara 1 Tingkat Kabupaten Sidoarjo.
Saat ini kelompok Asman ini sedang dalam persiapan untuk ikut dalam lomba tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2021. Namun karena masih berlangsung pandemi Covid-19, ditunda sementara.
Tetapi sebetulnya pada tahun 2019 lalu, Kab. Sidoarjo sudah mengantongi juara kelompok asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan Akupresur tingkat provinsi Jawa Timur.
Karena manfaatnya yang luar biasa, masyarakat di desa/kelurahan yang ada di Kab. Sidoarjo, menurut Emi, bisa menggunakan ramuan TOGA yang dikelola kelompok Asman di desanya masing-masing, untuk mengatasi sejumlah masalah kesehatan warganya. Misalnya penyakit -penyakit degeneratif, seperti darah tinggi, diabetes, kolesterol, asam urat dan lain-lain.
” Bukan mengobati, tetapi harapannya bisa mengurangi penggunaan obat kimia dengan menggunakan ramuan tradisional warisan leluhur yang murah dan aman itu. Bagi yang sedang sakit, ramuan dari TOGA ini akan bisa membantu mempercepat proses penyembuhannya,” tutur Emi.
Dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, menurut Emy, masyarakat tentu saja sangat tepat agar memanfaatkan ramuan TOGA dan Akupresur untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Sehingga tidak mudah tertular Covid-19.
Di Desa Kedungturi Kec. Taman, misalnya kata Emi, warga punya inovasi yang disebut dengan Asmara Hati, kepanjangan dari asuhan mandiri ramah dan peduli hipertensi. Dengan memanfaatkan tanaman lidah buaya atau aloevera untuk mengobati kasus penyakit hipertensi/darah tinggi di desa itu.
Dan kelompok Asman di desa itu, juga telah membuat inovasi yang dinamakan TOSS TB dan BERSIKAP kepanjangan dari Beri Solusi Keluhan dengan Asman Pasti Mantap. Karena di Desa Kedungturi juga ada kasus Tubercolosis (TB).
Demikian juga di Desa Jemundo, Kec.Taman. TOGA lidah buaya selain dimanfaatkan sebagai ramuan herbal, oleh kelompok Asman di desa itu juga telah dimanfaatkan sebagai sejumlah olahan makanan dan minuman sehat.
“Tiap kelompok Asman di setiap desa/kelurahan, mengembangkan TOGA unggulan yang berbeda-beda,” kata Emi.*