Sidoarjo-Dinas Kesehatan
Bidang Kesejahteraan Keluarga (Kesga) mengadakan kegiatan pembinaan Skill Assesment Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2014. Kegiatan  ini dilakukan demi meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sekaligus menilai tatalaksana kegawatdaruratan maternal atau neonatal. Terutama  saat bidan menangani kasus maternal atau neonatal di layanan primer. Acara yang digelar di ruang pertemuan Sekretariat IBI Sidoarjo itu dihadiri 120 orang bidan dari 18 puskesmas non Vanguard Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS)
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dr. S. Idong Juanda yang didampingi Kasi Kesehatan Keluarga (Kesga) Endah Setyowati, Skm M.Mkes,  kegiatan itu terasa cukup penting, mengingat bidan sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kebidanan, diharapkan mampu melaksanakan tatalaksana kegawat daruratan maternal maupun neonatal sesuai standar dan prosedural, sehingga komplikasi yang menyebabkan kematian ibu atau bayi dapat diperkecil.
Selain itu, fokus penatalaksanaan persalinan, yang semula hanya bersifat menunggu terjadinya komplikasi, kini sudah bergeser menjadi penatalaksanaan berupa manajemen aktif dikala penanganan bayi. Demi mendukung hal ini, pemerintah pun tiada henti berupaya mendekatkan pelayanan obstetrik dan neonatal, demi mencermati kemungkinan adanya aktivitas pelayanan gawat darurat (emergency). Diharapkan bila terjadi komplikasi Obstetri & Neonatal akan segera mendapatkan pelayanan adekuat. Ini merupakan langkah awal yang paling utama dalam pelayanan dasar atau puskesmas dengan rawat inap. (ct)