Dinkes-Sidoarjo
Meninggalnya putra Muhammad Iqbal Abdurrazaq (5 bln) di Puskesmas Sedati, putra Bambang Hidayat telah menjadi catatan tersendiri bagi Dinas Kesehatan Sidoarjo. Sejatinya petugas medis sudah memberikan pertolongan dengan pemberian bantuan oksigen dan obat penurun panas. Suhunya turun menjadi 39 derajat Celsius, disarankan bayi itu dirujuk ke RSUD Sidoarjo. Suratnya belum diberikan karena harus ada persetujuan keluarga dulu. Kemudian mereka pulang, tapi tidak balik-balik lagi.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan dr. Syaf Satriawarman usia sidak ke PKM Sedati dan didampingi Kepala Puskesmas Sedati drg Fauzi Bassalamah.
Saat terjadi peristiwa tersebut, hanya ada dua bidan di Puskesmas Sedati. Keduanya sedang bertugas di ruang persalinan dua bidan melayani pasien yang melahirkan dan akan melahirkan. Selain itu, khusus anak-anak balita, pemberian layanan di ruang persalinan bukan di UGD ,†jelasnya, (15/5).
Peristiwa di puskesmas Sedati yang menimpa Muhammad Iqbal Abdurrozaq (5) anak dari Bambang Hidayat (47), yang mengalami sesak napas dan demam tinggi lalu meninggal usai tiba di RSUD Sidoarjo karena minimnya tenaga medis maupun paramedis. Ini menjadi catatan dan evaluasi tersendiri. Mengingat, setiap puskesmas harus ada sekitar 11 dokter; namun di Puskesmas di wilayah Sidoarjo rata-rata hanya memiliki sekitar 5 dokter.
Dinkes Sidoarjo rencananya akan mengajukan anggaran APBD untuk menambah jumlah tenaga medis dan paramedis. Kita akan buka peluang dokter, dengan gaji yang layak. Kalau alat kesehatan, saya kira masih mencukupi.
Sementara itu, soal Layanan Ambulans Puskesmas, saat itu sopir dan ambulans tersedia dan selalu siap sampai 24 jam. Kemungkinan, pasien menduga kendaraan mencari sendiri.  Jadi jika dikatakan ambulans tidak ada, itu tidak benar. Dan saat ini, pihak puskesmas sudah lakukan koordinasi antara Kepala Puskesmas Sedati dengan keluarga korban. Sudah diselesaikan, dan pihak keluarga bisa menerima kejadian tersebut. (catur)