Dinas Kesehatan Sidoarjo Gelar Dialog Kesehatan Lanjut Usia melalui LPPL Radio Suara Sidoarjo

Teks Foto : Kegiatan Siaran Radio Dinkes Kab.Sidoarjo dalam rangka hari Lansia melalui LPPL Radio Suara Sidoarjo
Teks Foto : Kegiatan Siaran Radio Dinkes Kab.Sidoarjo dalam rangka hari Lansia melalui LPPL Radio Suara Sidoarjo

Menjadi lanjut usia (Lansia) tidak bisa dihindari oleh siapapun. Tetapi yang penting, meski menjadi Lansia tetap  sehat, tetap bugar dan produktif.

Pemerintah mempunyai perhatian khusus terhadap keberadaan para Lansia di Indonesia. Setiap tahun pada tanggal 29 Mei, selalu diperingati  sebagai hari Lansia. Pada tahun 2021 ini,  peringatan hari Lansia ini sudah yang ke-25.

Menurut Kasi Kesehatan  Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, Sri Andari E, SKM, MM, untuk bisa menjadi Lansia yang tetap sehat, bugar dan produktif, masyarakat harus memulainya sejak awal dengan melakukan gerakan masyarakat hidup sehat atau  Germas.

Andari menyebutkan diantaranya mengkonsumsi nutrisi yang sehat dan seimbang. Seperti mengkonsumsi sayur, buah, ikan tidak lemak tinggi, menghindari makanan berkolesterol  tinggi, minum susu rendah lemak dan jangan sampai mengalami obesitas atau kegemukan badan.

“Kemudian, berolahraga teratur, cek kesehatan secara teratur dan menghindari stress,” komentar Sri Andari, dalam dialog kesehatan, Selasa (25/5) kemarin.

Dikatakan Andari, sesuai Ketentuan Kemenkes RI, mulai disebut sebagai Lansia, apabila orang sudah berusia 60 tahun keatas. Kurang dari 60 tahun, yakni usia 50 – 59 disebut sebagai pra Lansia.

“Namun pada usia 45 tahun, harus sudah mulai waspada. Supaya nanti bisa menjad Lansia yang tetap sehat, bugar dan produktif,” pesannya.

Pada masa Lansia, menurut Andari , biasanya ada 5 sampai 10 masalah kesehatan yang sering dikeluhkan. Diantaranya hipertensi/darah tinggi, diabetes, pnemonia, katarak, dan stroke.

Supaya tidak sampai terjadi, maka menurut Andari, sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan adalah tetap melakukan aktivitas fisik ringan yang cukup, mengkonsumsi nutrisi seimbang dan bergizi sejak awal.

“Ini penting,” kata Andari kembali mengingatkan.

Meski Lansia, mereka juga bisa tetap berolah raga. Namun tidak perlu yang berat. Cukup yang ringan -ringan saja,  seperti jalan santai.

Masalah kesehatan lain yang sering dialami para Lansia, lanjut Andari, adalah “kepikunan”. Namun, sebenarnya pada awalnya bisa dihindari.

Sejumlah upaya terapi bagi masalah kepikunan ini, menurut Andari, adalah dengan  aktif melakukan mengisi teka teki silang atau TTS. Dengan cara ini, ada upaya mengaktifkan syaraf-syaraf di otak untuk dilatih terus berpikir. Tetapi, tentunya harus didukung  juga dengan asupan nutrisi yang berprotein, rajin makan buah dan sayur.

“Kemudian rajin cek ke dokter,” katanya.

Menurut pendapatnya, apabila mempunyai keluarga yang sudah Lansia, jangan sampai dititipkan ke panti jompo. Sebab, akan membuat mereka merasa tidak dihargai lagi. Ini akan bisa membuat mereka bertambah stress.

“Berkumpul dengan keluarga adalah tempat yang sangat disukai oleh Lansia. Mereka akan semakin bahagia berkumpul dengan anak dan cucunya. Bisa jadi akan membuat Lansia tambah sehat, bugar dan produtif,” ujarnya.*