Masyarakat Sidoarjo Harus Diberi Edukasi Mencegah Bencana

dr Christijogo, narasumber dari RS dr Sutomo Surabaya, menjadi salah satu narasumber kegiatan Monev krisis kesehatan Kab Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo tiap tahun mengalami bencana. Salah satunya bencana alam yang rutin, diantaranya adalah seperti bencana banjir.

Menurut dr Christijogo, dokter spesialis anastesi dari RS dr Sutomo, Surabaya, Pemerintah Kabupataten setempat harus bisa cepat dan tepat dalam penanganan bencana.

“Menolong korban bencana harus cepat dan tepat. Kalau tidak bisa sembuh, korban bisa meninggal dunia,” katanya, Kamis (17/2) kemarin, di ruang delta karya, dalam kegiatan Monitoring dan evaluasi krisis kesehatan tahun 2022, yang digelar Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo.

Maka menurutnya, sebelum ada bencana, Pemerintah Kabupaten harus bisa menyiapkan cara untuk mencegah terjadinya bencana.

“Mencegah pra bencana itu penting. Karena bisa mencegah jatuhnya korban. Maka kondisi pra bencana harus disiapkan,” kata dr Christijogo, kembali.

Edukasi pencegahan bencana yang sudah dilakukan, menurut dirinya, tiap tahun harus terus dilakukan dan ditingkatkan. Tujuannya, masyarakat Sidoarjo harus diciptakan agar menjadi tangguh dalam menghadapi bencana.

Apa saja yang harus dilakukan agar masyarakat menjadi tangguh mencegah bencana? Selain membantu para korban saat ada bencana, juga bisa dilakukan dengan cara melatih semua masyarakat dalam mencegah sebelum ada bencana dan saat bencana berlangsung.

Kepala Bidang Pelayanan Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, dr Abdilah Asegaf, mengatakan
kejadian bencana bisa bencana alam seperti banjir, angin puting beliung dan bencana alam lainnya. Sedangkan bencana yang non alam, saat ini bisa seperti pandemi covid-19.

Dari evaluasinya pada akhir tahun 2021 lalu, krisis kesehatan banyak yang bersifat non alam, seperti banjir dan angin puting beliung. Sedangkan pada awal tahun 2022 ini, kasus covid-19 dinilai mulai terjadi kembali.

“Pasien di rumah sakit mulai penuh, mulai banyak warga yang harus melakukan isolasi mandiri,” kata dr Abdilah, saat membuka kegiatan gelombang kedua itu, yang juga diikuti peserta dari Puskesmas di Kab Sidoarjo dan sejumlah RS swasta di Sidoarjo.

Dengan koordinasi yang baik, semua sektor di Kab Sidoarjo, diharapkan semoga bisa meminimalisir korban bencana. Korban jangan sampai mengalami kondisi parah, bahkan jangan sampai meninggal dunia.

Misalnya dalam urusan merujuk korban bencana. Diharapkan, antara Puskesmas dan rumah sakit di Sidoarjo, harus ada koordinasi yang baik. Agar bisa segera menolong korban.

“Yang penting korban bencana harus ditangani dulu, soal biaya belakangan, nanti akan menjadi tangung jawab Dinkes,” ujarnya. (*)