Istri Wakil Bupati Sidoarjo, dr Sriatun Subandi, Senin (7/3) kemarin, dikukuhkan oleh Ketua Yayasan Jantung Indonesia Provinsi Jawa Timur, Dr Mashoed MSi, menjadi Ketua Yayasan Jantung Indonesia cabang Sidoarjo.
Hadir dalam pengukuhan untuk masa jabatan periode 2022-2027 itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Wabup Subandi dan Ketua Kormi Kab Sidoarjo, MG Hadi Sutjipto dan anggota klub jantung Sidoarjo.
Bupati Ahmad Muhdlor Ali, mengucapkan selamat bekerja dan mengharapkan bisa bekerja sama yang sinergis dengan Pemkab Sidoarjo dalam mengatasi kasus penyakit jantung.
Dalam acara yang digelar di pendopo Delta Nugraha Sidoarjo itu, Mashoed, juga mengukuhkan para anggota pengurus yayasan jantung Indonesia cabang Sidoarjo.
Menurut Mashoed yang kini berusia 81 tahun itu, penyakit jantung saat ini menjadi penyakit degeneratif yang paling besar mematikan di Indonesia. Penyebabnya, dikarenakan perubahan gaya hidup masyarakat.
“Salah satunya, masyarakat saat ini lebih senang dengan mengkonsumsi makanan cepat saji,” komentarnya.
Menurut Mashoed, pada tahun 90 an, kematian akibat penyakit jantung masih belum tinggi seperti tahun 2000 an. Pada tahun 2014, dari data kesehatan di rumah sakit, kematian akibat penyakit jantung ini berada dalam kelompok 3 besar tertinggi.
Upaya yang bisa meminimalisir timbulnya penyakit jantung, kata mantan Bupati Bondowoso tahun 1998-2003 itu, diantaranya menghindari kebiasaan merokok, olah raga teratur, makanan yang sehat dan bergizi serta bisa mengelola stres.
MG Hadi Sutjioto, Ketua KORMI Sidoarjo dan Mantan Ketua Badan Pelaksana Klub Jantung (BPKJ) Sidoarjo mengatakan di Kab Sidoarjo keberadaan klub jantung sudah banyak anggotanya, mulai di tingkat desa dan perumahan.
Mantan Wabup Sidoarjo itu menyarakan kepada para pengurus yayasan jantung Indonesia cabang Sidoarjo, agar kontinyu meneruskan kegiatan senam jantung di masyarakat.
Dalam pidatonya usai dikukuhkan sebagai Ketua Yayasan Jantung Indonesia Cabang Sidoarjo, dr Sriatun, mengakui serangan penyakit jantung saat ini juga banyak menimpa usia kurang dari 40 tahun.
“Saya dapat laporan, di RSUD Sidoarjo pernah merawat pasien usia 27 tahun yang sudah mengalami penyakit jantung,” ujarnya.
Dirinya sangat berharap keberadaan yayasan jantung Indonesia di Sidoarjo tersebut akan bisa kerjasama dan membantu Pemkab Sidoarjo dalam menurunkan kasus penyakit jantung di tengah masyarakat.
“Sampai dengan tahun 2025 nanti, target kita adalah kasus-kasus penyakit jantung di Sidoarjo bisa kita turunkan,” katanya. (*)