Sidoarjo-Dinas Kesehatan
Bidang Kesehatan Keluarga (Kesga) sebagai pelaksana kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, tiada henti berupaya menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Apalagi  pemerintah melalui Kemenkes telah menetapkan strategi kebijakan. Secara teknis  bentuknya berupa intervensi prioritas demi mengatasi penyebab utama kematian ibu, bayi dan balita. Ini ditujukan agar ada penerapan standar pelayanan kesehatan di Poskesdes/Polindes, Pustu, Puskesmas dan RS.
Di dalam pelayanan kebidanan diharapkan bahwa setiap kehamilan dapat berakhir dengan keadaan ibu dan bayi yang selamat dan sehat. Sehingga kematian ibu dan bayi dapat dicegah atau paling tidak dapat di tekan angka kejadiannya. Salah satu tolok ukur kemajuan pelayanan kebidanan bahkan sebagai gambaran tingkat sosial ekonomi dan budaya adalah kematian ibu (AKI).
Sekilas gambaran, di kabupaten Sidoarjo, AKI pada tahun 2012 sebesar 96.27/100.000 KH (29 ibu) dan turun menjadi 72.82/100.000 KH ( 26 ibu) pada tahun 2013. Dengan rincian 2 penyebab kematian tertinggi : pre eklamsi/ eklamsi: 61.54 %, perdarahan : 15.38 %. Dalam dua tahun terakhir mengalami penurunan tetapi pada kasus pre eklamsi mengalami kenaikan sebesar 16.71 %. Berdasar masa saat kematiannya adalah masa nifas  menduduki urutan pertama, yaitu sebesar 76.92 %. AKB tahun 2012 sebesar 10.39/1000 KH (313 bayi) turun menjadi 8.8/ 1.000 KH (316 bayi) pada tahun 2013. Tahun 2013 kematian neonatal sebesar 73.42 % dari kematian bayi, dengan rincian 2 penyebab tertinggi sbb : BBLR 60 %, asfiksi 11 %. (ct)