Dinkes-Sidoarjo
Dinas Kesehatan sebagai ujung tombak Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sebenarnya telah melakukan berbagai upaya menekan angka kematian balita (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) semaksimal mungkin. Beberapa Puskesmas juga telah melakukan inovasi cukup bagus, selain melaksanakan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Fasilitas kesehatan ini sangat membantu bagi keluarga yang tidak memiliki biaya persalinan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sidoarjo dr Zuhaida juga menceritakan inovasi menekan AKI dan AKB yang telah dilakukan Puskesmas Sedati dengan inovasi Gerakan Semanggi (Gerakan Selamatkan yang Anda Sayangi) atau Puskesmas Tarik terdapat inovasi Kemilau Cinta (Kelas Ibu Hamil Andalan Utama Cegah Kematian Ibu dan Neonatal).
Angka AKI-AKB pernah tercatat mengalami peningkatan. Tahun 2017 lalu ada 30 ibu hamil meninggal dunia saat persalinan maupun pasca persalinan. Data tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan pada 2016 yakni sebanyak 24 orang. Sekitar 46 persen penyebabnya adalah pendarahan. Biasanya terjadi ketika ibu dalam masa nifas.
Sedangkan AKB, tahun 2016 jumlah AKB mencapai 154 anak. Pada 2017 meningkat menjadi 198 anak. Rentang usia kematian bayi terjadi pada 0-11 bulan. Rata-rata itu disebabkan berat badan rendah. Sebab sekitar 50 persen bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg.
“Dengan adanya inovasi dan program Jampersal, sangat membantu proses persalinan dan menekan jumlah AKI-AKB. Kini semua cukup terkendali,†katanya. (catur)