Tahun 2021 pelayanan kesehatan jiwa bagi warga masyarakat di Kab Sidoarjo mengalami peningkatan. Sebelumnya, dalam estimasi sebanyak 3.250 jiwa, namun meningkat menjadi 3.395 jiwa.
Menurut Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, Didik Sujarwo Skm, warga masyarakat Sidoarjo yang merasa mempunyai masalah dengan kesehatan jiwa, bisa datang ke 27 Puskesmas yang ada di Kab Sidoarjo.
“Di Puskesmas warga bisa konseling apa yang dikeluhkan dan diberikan obat dengan gratis,” komentar Didik Sujarwo, belum lama ini.
Menurut Didik, pada tahun 2021 terjadi peningkatan pelayanan kesehatan jiwa, karena dalam waktu dua tahun ini semua masyarakat harus menghadapi musibah berupa pandemi covid-19. Dampaknya tidak hanya pada sisi kesehatan saja, tetapu juga merembet pada masalah sosial dan ekonomi.
Pada sisi ekonomi, seperti diketahui pandemi covid-19, telah memporak-porandakan ekonomi. Sehingga kondisinya menjadi lesu, bahkan berdampak pada pemutusan hubungan kerja. Di Kab Sidoarjo, data dari Dinas Tenaga Kerja, pengangguran terbuka, dampak dari PHK di perushaan mencapai angka 10 ribuan. Jumlah ini terbanyak di Provinsi Jawa Timur. Sebab Kab Sidoarjo memang daerah industri.
27 Puskesmas yang ada di Kab Sidoarjo dalam melayani kesehatan jiwa warga Sidoajo, kata Didik sudah ada yang membentuk Posyandu jiwa. Seperti Posyandu lainnya, di Posyandu jiwa ini juga ada proses seperti timbang badan, tensi darah kemudian diberikan obat.
Sampai saat ini jumlah Posyandu jiwa ini, kata Didik, masih ada sebanyak 17 tempat, yang terdapat di 11 Puskesmas. Sebanyak 16 Puskemas yang masih belum membentuk Posyandu jiwa ini, pada tahun 2022 mendatang, diharapkan secara bertahap agar mulai membentuk.
Dari data yang ada, 17 Posyandu jiwa ini terdapat di Puskesmas Sidoarjo ada 1, Puskesmas Candi ada1, Puskemas Trosobo ada 2, Puskemas Barengkrajan ada 2, Puskesmas Buduran ada 1, Puskesmas, Tanggulangin ada 1, Puskeamas Kedungsolo ada 1, Puskesmas Jabon ada 1, Puskesmas Waru ada 5, Puskesmas Suodono ada 1 dan Puskesmas Balongbendo ada 1.
Menurut Didik, meningkatnya pelayanan kesehatan jiwa warga, diantaranya dipengaruhi sejumlah faktor. Misalnya, persaingan hidup yang ketat, gaya hidup dan tuntutan hidup yang keras dari warga.
Dirinya memberi penjelasan, kenapa satu Puskesmas kadang sampai harus mempunyai lebih dari satu fasilitas pelayanan Posyandu jiwa .
Menurut Didik, itu bukan sekedar asal-asalan saja. Namun Itu karena berdasarkan hasil suatu survey, kalau di wilayah yang bersangkutan rentan untuk bisa muncul dan terganggunya kesehatan jiwa dari warganya.
Didik memberi gambaran, misalnya di Puskesmas Waru sampai ada 5 fasilitas Posyandu jiwa. Itu tidak asal-asalan membentuk. Namun berdasarkan hasil survey.
Sehingga warga masyarakat di wilayah itu, karena sesuatu sebab yang sangat khusus, perlu sekali untuk mendapatkan layanan Posyandu jiwa, yang jumlahnya lebih banyak dari wilayah yang lain.
Di wilayah kecamatan yang berbatasan lansung dengan Kota Surabaya tersebut, kondisinya memang sudah merupakan wilayah semi perkotaan, padat penduduk dan mobilitas penduduknya tinggi.
Secara tidak langsung berpengaruh pada tuntutan hidup yang tinggi, gaya hidup yang tinggi dan persaingan hidup yang ketat. Akibatnya, bisa memicu timbulnya penyakit-penyakit yang bisa mempengaruhi kesehatan jiwa.
Meski kesehatan jiwa termasuk penyakit tidak menular, namun diharapkan jumlahnya tiap tahun bisa semakin menurun. Warga Sidoarjo diharapkan bisa mengelola stres. Dengan cara hidup yang neriman, hidup sederhana dan banyak bersyukur atas nikmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.