Vaksinasi Gencar, Tiga Desa di Kecamatan Buduran Jadi Zona Hijau

Teks :  Puskesmas Buduran selama 6 hari kerja,  terus-menerus melakukan kegiatan vaksinasi covid-19, dengan sasaran lima prioritas yang berbeda-beda.
Puskesmas Buduran selama 6 hari kerja, terus-menerus melakukan kegiatan vaksinasi covid-19, dengan sasaran lima prioritas yang berbeda-beda.

Dari lima kalangan yang diprioritaskan untuk melakukan vaksinasi Covid-19, dari data di Puskesmas Buduran, Kab. Sidoarjo, selama ini   kalangan tenaga pendidik/pengajar dianggap yang paling semangat  dan aktif untuk ikut vaksinasi Covid-19 tersebut.

“Mereka profesional. Karena mereka harus bisa memberi contoh yang baik,” kata Kepala Puskesmas Buduran, dr. Yoppy Agung Priambodo, Jum at  (25/6), kemarin, disela-sela kegiatan vaksinasi Covid-19 di Gedung Puskesmas Buduran.

Disebutkan dr. Yoppy, lima kalangan yang diprioritaskan untuk bisa ikut vaksinasi Covid-19 itu diantaranya, lanjut usia (Lansia), tenaga pelayanan publik yang ada di Kecamatan dan di Desa/Kelurahan, Takmir Masjid, pendidik di tingkat TK maupun PAUD, dan tenaga pengajar/guru mulai SD -SMA, baik swasta maupun negeri.

Para tenaga pengajar sangat aktif ikut dalam kegiatan vaksinasi Covid-19, menurut dr. Yoppy,  karena mereka ingin bisa memberi contoh yang baik kepada siswa maupun masyarakat, bahwa vaksinasi Covid-19 itu sangat penting dan wajib dilakukan untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain. Kalau seandainya tenaga pengajar sampai tidak mau divaksin, jelas akan menjadi masalah.

“Lima kalangan ini datang ke Puskesmas Buduran untuk divaksin, dengan jadwal hari yang berbeda-beda,” kata dr. Yopppy.

Dari total 50 karyawan di Puskesmas Buduran, yang dikhususkan untuk kegiatan vaksinasi covid-19 ini sebanyak 12 orang petugas. Walau ada pelayanan vaksinasi, namun ditegaskan oleh dr. Yoppy, pelayanan kesehatan rawat jalan di tempat  ini selama 6 hari kerja, terus berjalan tidak sampai terhenti.

Dirinya bersyukur masyarakat di wilayah Kec. Buduran itu dianggap cukup antusias datang ikut vaksinasi. Buktinya hampir tiap hari kegiatan vaksinasi, lahan parkir kendaraan di  Puskesmas Buduran sampai penuh dan terpaksa harus diparkir di luar  halaman Puskesmas Buduran.

Diakui, dari lima kalangan prioritas untuk divaksin itu, kelompok Lansia yang memang perlu untuk dimaksimalkan. Sebab, kelompok ini yang minat untuk divaksin paling sedikit. Alasan yang diutarakan oleh dr. Yoppy, diantaranya karena keterbatasan fisik kadang para Lansia tidak ada yang mengantar datang untuk divaksin.

“Sehingga dalam sebulan, dua kali kita jemput bola ke desa, untuk memvaksin para Lansia ini,” kata mantan Kepala Puskesmas  Kec. Gedangan itu.

Supaya para Lansia tidak takut divaksin, mereka diberi contoh Lansia yang sudah divaksin. Supaya mereka yakin bahwa vaksinasi ini aman dan tidak apa-apa. Informasi juga bisa dari para ibu-ibu kader kesehatan di desa.

Apabila ada gejala setelah divaksin, menurut dr. Yoppy itu bersifat pengenalan pada tubuh. Biasanya ada gejala seperti demam biasa, pusing sebentar, dan selera makan menjadi tambah banyak.

“Pokoknya vaksinasi ini aman dan halal. Masyarakat jangan berpikir macam-macam. Bila menerima informasi dari luar jangan langsung ditelan mentah-mentah. Konsultasikan pada kader kesehatan desa atau tenaga kesehatan yang ada,” katanya mengingatkan.

Dirinya sempat bersyukur dari 15 desa yang ada di Kec. Buduran ini, sudah ada 3 desa yang kondisinya sudah mulai bisa berstatus hijau atau aman.

Yaitu Desa Sawohan, Desa Sidomulyo dan Desa Buduran. Sementara 12 desa lainnya sudah mulai kuning muda.

Meski demikian, dirinya mengingatkan kembali, karena mencuatnya  kasus Covid-19 di Bangkalan, Madura, belum lama ini, semua pihak jangan sampai terlena. Pihak Kecamatan, Polsek , Koramil  Desa dan pihaknya harus sinergis melakukan pengawasan dan pencegahan serta pengobatan.

“Jangan sampai apa yang sudah membaik, berubah menjadi kurang baik lagi,” pendapatnya.*