Dinas Kesehatan Sidoarjo sampai akhir Desember 2018 mendatang menjalankan Outbreak Response Immunization (ORI) sebagai upaya pengendalian KLB Difteri. Kepala Bidang Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dr. Atho’Ilah mengatakan, aktivitas yang dilaksanakan di seluruh wilayah kabupaten ini, melibatkan puskesmas dan seluruh faskes kesehatan non pemerintah.
Saat mengunjungi aktivitas di Puskesmas Krembung Dr. Atho menceritakan difteri merupakan infeksi bakteri Corynebacterium Diphtheriae yang menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan. Penularannya melalui cairan yang keluar dari hidung dan mulut penderita. Seperti bersin, batuk, handuk yang telah terpakai penderita atau menyentuh luka terbuka penderita difteri.
Beberapa gejala awal adalah demam, nafsu makan menurun, lesu, nyeri menelan, sakit tenggorokan dan suara serak, pilek yang awalnya cair lalu menjadi kental dan terkadang disertai darah, dan pembengkakan leher (bull neck).
Vaksin DPT termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 1½ tahun, dan 5 tahun. Selanjutnya dapat diberikan pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, imunisasi kejaran yang diberikan tidak akan mengulang dari awal.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Dr. Ika Harnasti pernah mengatakan Dinas Kesehatan beberapa waktu sempat menangani 16 warga yang diduga terkena Difteri. Namun setelah dilakukan pemeriksaan mendalam hasilnya negatif dan mereka dinyatakan sembuh. (cat)