Dinkes-Sidoarjo
Sidoarjo akan kedatangan tim verifikasi  Kabupaten Kota Sehat (KKS)  dari Kementerian Kesehatan, Kemenaker, Lingkungan Hidup dan Kementrian PUPR di Agustus 2019. Para verifikator tersebut akan melihat sejumlah indikatornya; diantaranya keberadaan jamban di sungai, meninjau  jamban-jamban kategori sehat di desa dan kondisi sampah yang  tidak tertangani di pinggir jalan dan sungai.
Tahun 2019 ini, pemerintah daerah Sidoarjo berharap kembali mendapat anugerah Kabupaten Kota Sehat (KKS) seperti tahun 2017 lalu. Dua tahun lalu, Sidoarjo sudah meraih anugerah anugerah Swasti Saba Padapa. Tahun ingin meraih penghargaan lebih tinggi yaitu Swasti Saba Wiwerda.
Kepala Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman Sppros, ada beberapa hal yang perlu ditangani secara fokus, yaitu  Empat tatanan KKS yang memiliki pengaruh besar dalam poin penilaian, terkait dengan lingkungan sehat, aman, nyaman dan bersih pada wilayah permukiman, prasarana, sosial dan industri.
Perlu diketahui, permasalahan ODF  (Open Defication Free) akan memiliki pengaruh tinggi dalam penilaian KKS. Tertanganinya ODF identik sudah tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarangan, seperti  di sungai atau tempat terbuka lain yang tidak pantas. Inilah komponen yang punya pengaruh tinggi dalam penilaian KKS ini.
Saat mendampingi Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah yang hadir dalam acara koordinasi Kota Sehat 2019, drg Syaf juga mengatakan kondisi ODF di Sidoarjo masih sangat rendah. Bila diporsentase masih 32% atau masih 106 desa dari total 352 desa/kelurahan di Kab Sidoarjo yang ditangani.
“Dari 18 Kecamatan ada 10 Kecamatan yang terlibat, diantaranya  Kecamatan  Sidoarjo, Buduran, Gedangan, Waru, Taman, Krian, Wonoayu, Tulangan, Sukodono dan Candi,†kata drg Syaf, ditemui disela-sela, pertemuan koordinasi Kabupaten Kota Sehat tahun 2019, di ruang Delta Graha Setda Sidoarjo, (31/7). (cat)