LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI INGATKAN UNTUK MELAKUKAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19

 

Teks Foto : KH. Nurcholis Misbah, pengasuh dari Pondok Pesantren Modern Al Amanah Desa Junwangi Kec.Krian, yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Webinar Rakor Pembinaan dan Pemberdayaan masyarakat untuk Adaptasi Kebiasaan Baru di lingkungan Pondok Pesantren.
Teks Foto : KH. Nurcholis Misbah, pengasuh dari Pondok Pesantren Modern Al Amanah Desa Junwangi Kec.Krian, yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Webinar Rakor Pembinaan dan Pemberdayaan masyarakat untuk Adaptasi Kebiasaan Baru di lingkungan Pondok Pesantren.

Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di lingkungan Pondok Pesantren Modern,
 Al Amanah,  yang berada di Desa Junwangi Kec Krian, dalam masa pandemi Covid-19 ini, Jum at (23/4) kemarin,  dipilih oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, untuk menjadi contoh sekaligus pengasuhnya juga  menjadi narasumber dalam kegiatan  Webinar Rakor Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, pembinaan AKB di Ponpes pada Bulan Ramadan 1442 H tahun 2021.

            Kegiatan secara Daring tersebut diikuti peserta dari 178 Ponpes  dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, 36 Dinas Kesehatan di Jawa Timur, Kantor Kemenag Provinsi Jawa Timur dan sejumlah Ormas.

            “Webinar yang digelar oleh Dinkes Jatim itu, tujuannya untuk meningkatkan penerapan adaptasi kebiasaan baru di lingkungan Ponpes saat di Bulan Ramadan ini,” komentar Kepala Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, drg.Syaf Satriawarman, Sp.Pros, usai mengikuti kegiatan tersebut.

             Untuk kegiatan webinar itu, Dinkes Sidoarjo menunjuk sejumlah Ponpes untuk bisa mengikutinya. Diantaranya Ponpes Al Barokah dari Kec Gedangan, Ponpes Mambaul Huda dari Buduran,  Al Mubarok dari Jabon,  Ponpes Al Falah, Ponpes Jabal Noer dari Taman dan Ponpes Fadilah dari Waru.
Sedangkan dari kalangan Puskesmas, diantaranya Puskesmas Gedangan, Buduran, Taman, Waru dan Jabon.

             Menurut drg. Syaf, kegiatan untuk selalu menjaga protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan memakai sabun  dengan air mengalir dan menjaga jarak dari kerumunan,  memang kini harus menjadi kebiasaan sehari-hari bagi semua masyarakat.

             Tidak boleh kendor dan jangan diabaikan. Termasuk di lingkungan pondok pesantren. Yang mobilitas dan interaksinya termasuk tinggi. Yaitu banyak terjadinya kerumunan.

            “Meskipun saat ini, kondisi kasus Covid-19 ini  mulai  agak melandai, semua masyarakat perlu untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru, dengan menjalankan protokol kesehatan,” katanya.

              Maka itu Ponpes yang ada  di wilayah Kab Sidoarjo, ia mohon adanya komitmen tinggi dari para pengasuhnya  untuk senantiasa koordinasi dengan Satgas Covid. Supaya mendapatkan pembinaan kesehatan dari petugas Puskesmas setempat.

              Apalagi yang ia tahu, di lingkungan Ponpes, juga ada kebijakan yang memperbolehkan bagi santrinya untuk mudik saat hari raya Idul Fitri.
Maka menurutnya, perlu dipersiapkan sejak awal dengan sebaik -baiknya, untuk mengantisipasi jangan sampai malah ada lonjakan kembali penularan kasus Covid-19 ini.

            “Pandemi Covid-19 ini belum selesai, maka semua masyarakat wajib tetap melakukan protokol kesehatan, salah satunya di lingkungan pondok pesantren ini. Harus membiasakan dengan adaptasi kebiasaan baru itu,” pesannya.

             Pengasuh Ponpes Modern Al Amanah, KH. Nurcholis Misbah, dalam kesempatan itu menyampaikan ada sejumlah usaha dan aturan ketat yang wajib dilakukan, baik oleh para santri maupun pengasuh di Ponpes Al Amanah, untuk bisa mencegah dari penularan Covid-19 itu.

            Diantaranya, menyiapkan sarana prasrana untuk melakukan protokol kesehatan. Seperti menyediakan masker, tempat cuci tangan, membuat bilik disinfektan dan melakukàn pengukuran suhu tubuh.

            Membuat aturan terkait mobilitas keluar masuk santri, walisantri dan tamu. Salah satunya, tidak menerima kunjungan walisantri, namun cukup diganti dengan pengiriman barang. Dan bila santri izin pulang, saat kembali harus bisa menunjukkan hasil rapid tes.

            “Kita juga memberikan vitamin bagi santri, guru dan karyawan Ponpes secara berkala. Juga kita tekankan masalah PHBS. Karena dengan hidup bersih, segala sumber penyakit semoga bisa diminimalisir,” jelasnya.

             Di Ponpes modern itu, menurut KH. Nurcholis Misbah,  sebanyak 225 guru dan karyawannya juga sudah tervaksin dengan baik.

             “Kita semua pokoknya selalu beriktiar dan berdo’a. Supaya warga kita terbebas dari penularan Covid-19. Dan semuanya bisa segera normal kembali seperti semula,” pungkasnya. *