Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang ada di Kab. Sidoarjo, pada tahun 2021 ini mendapatkan Bimbingan Teknis (Bimtek), pada Senin (14/6) kemarin, di ruang Delta Graha Setda Sidoarjo. Diikuti sebanyak 120 peserta yang berasal dari kader kesehatan desa dan petugas dari 27 Puskesmas di Kab. Sidoarjo.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kab. Sidoarjo, dr. Abdilah Segaf Alhadad, MM, mengatakan Bimtek kesehatan yang diberikan rutin tiap tahun ini bertujuan supaya para pekerja informal yang berada di pos UKK ini, kesehatannya bisa terdeteksi oleh kader kesehatan di pos UKK itu sendiri.
“Mereka ini bekerja di sektor informal yaitu di home industri. Kalau pos UKK nya aktif, maka kesehatan mereka bisa terdeteksi oleh mereka sendiri. Sehingga bisa mengetahui adanya penyakit – penyakit yang muncul,” kata dr. Abdilah.
Disampaikan oleh Kasi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga Dinkes Kab. Sidoarjo, Supaat Setia Hadi SKM, M.Kes, jumlah pos UKK yang ada di Kab. Sidoarjo perlu terus untuk ditingkatkan.
Sebab, keberadaan pos UKK ini berfungsi sangat positif sebagai deteksi dini pada masalah kesehatan bagi pekerja informal yang bekerja pada kelas Home Industri (HI) yang banyak ada di Kab. Sidoarjo.
Hanya saja, menurut data di Dinas Kesehatan Kab. Sidoarjo, dari jumlah home industri yang terdata ada lebih kurang sebanyak 260 an unit, mulai ada jenis makanan, minuman, kerajinan dan masih banyak lagi lainnya, namun jumlah pos UKK yang ada, masih lebih kurang ada sekitar 70 an.
Di dalam pos UKK, menurut Supaat, kader kesehatan diajari oleh petugas Puskesmas setempat, cara-cara mendeteksi terjadinya Penyakit Tidak Menular (PTM). Misalnya mencegah capek-capek ataupun darah tinggi.
” Pokoknya pos UKK ini dari oleh untuk pekerja sendiri, dalam menjaga dan memelihara kesehatannya,” kata Supaat.
Dirinya memberi contoh pos UKK ini banyak ada di wilayah Kec. Tulangan, sebab disana banyak home industri kerupuk. Di Kec. Porong, ada home industri pembuatan panci, di wilayah Kec. Waru banyak home industri yang bergerak usaha catering, di Desa Ngingas kerajinan besi tua dan di wilayah Kec. Tarik, banyak home industri usaha pembuatan naget.
Dalam kesempatan Bimtek pos UKK, menurut Heri Mulyanto, SKM, staf kesehatan Masyarakat Dinkes Prov Jatim, yang kemarin, dijadikan salah satu narasumber, apabila ada 10 – 50 orang dalam home industri, maka perlu adanya dibentuk pos UKK.
“Perlunya pos UKK dalam suatu home industri, agar pekerja informal yang ada didalamnya itu bisa menolong kesehatan dirinya sendiri,” ujarnya.
Sekda Kab. Sidoarjo, Drs. Ahmad Zaini, MM, yang membuka Bimtek pos UKK ini mengatakan para pekerja yang ada di home industri itu pada tahun ini harus didaftarkan ke BPJS kesehatan, agar mereka juga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis dari Pemerintah lewat program UHC.
“Para pemilik home industri harus mendaftarkan pekerja informalnya ini lewat program UHC yang ada di Kab. Sidoarjo. Supaya mereka juga bisa mendapatkan layanan kesehatan kelas 3 gratis dari BPJS Kesehatan,” ujarnya. *