Angka kasus stunting di Kabupaten terus ditekan. Data dari Dinas Kesehatan Sidoarjo, pada Agustus 2020 angkanya sempat mencapai sekitar 8,24 persen atau 6.207 anak, dari jumlah pengukuran atau penimbangan.
Sedangkan di Bulan Pebruari 2021, angka stunting ini turun menjadi 7,9 persen atau 5.239 anak dari 66.353 yang diperiksa.
Kondisi tersebut diungkapkan oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, Sri Andari SKM Mkes, Selasa (7/9/2021), pada Rakor dan Sosialisasi Stunting dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Wilayah Kec Krembung bersama Komisi A DPRD Sidoarjo.
Kasus stunting terjadi, menurut Sri Andari, karena kelainan pertumbuhan. Akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama, dari kehamilan hingga usia 24 bulan.
Disampaikan Sri Andari, di wilayah Sidoarjo hasilnya sudah mengalami penurunan yang cukup baik. Ia menjelaskan strategi penanganan yang dilakukan adalah dengan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan semua lintas sektor, semua stakter holder.
“Karena mereka juga bertanggungjawab untuk pencegahan dan penanggulangan stunting. Tidak hanya orang kesehatan saja yang menangani,â€Âkatanya.
Pola asuh, masalah air beraih dan sanitasi, kata Andari adalah penyebab stunting yang paling susah. Sebab masalah itu sangat dominan.
“Orang tua harus mempersiapkan 1.000 hari pertama anak Balita. Itu bisa menjadi penentu pertumbuhan anak agar tidak terjadi stunting,â€Âjelasnya.
Disampaikan Camat Krembung, Dana Riawati, di wilayahnya saat ini terdapat 7,22 persen atau sekitar 174 anak dari 2.400 Balita yang ditimbang. Mereka terdapat di 19 desa. Dirinya berharap kasus Stunting yang ada di Kec Krembung bisa ditekan.
Sekretaris Komisi A DPRD Sidoarjo, Warih Andono, menyampaikan pihak dewan akan mensupport tentang anggaran kegiatan ini.
Baik untuk kegiatan sosialisasi hingga pelaksanaannya. Agar tujuan dari program ini bisa tercapai. Yakni mengurangi bahkan mengeliminir adanya kasus stunting di Kab Sidoarjo.